TAPANULI SELATAN,- Massa yang tergabung dari AMPERA (aliansi mahasiswa pemuda pejuang rakyat) menggelar aksi unjuk rasa pada hari senin 4 maret 2024.
Dalam unjuk rasa tersebut ditujukan kepada dinas perkim tapsel, yang dimana massa AMPERA menduga bahwa kadis perkim tidak mampu dan tidak layak menjadi kadis dikarenakan adanya beberapa kejanggalan Terhadap kinerja baik itu sebagai pertanggung jawaban anggaran T.A 2023 serta keterbukaan informasi publik lainnya.
Disisi lain, massa AMPERA terus melanjutkan aksi tersebut, namun satu pihak pun dari dinas perkim tidak ada yang berani menanggapi dan menjumpai massa aksi.
Melalui ketua AMPERA bung sarif muliadi, merasa kecewa terhadap dinas perkim tersebut sehingga massa aksi berupaya masuk untuk melihat keberadaan kadis perkim tersebut.
Namun pada saat upaya itu dilakukan maka terjadilah gesekan antara massa aksi dan anggota satpol PP, dan kericuhan pun tak bisa dihindari, bahkan sempat juga ada adu jotos antara massa aksi dan oknum satpol PP.
Zoirun ansori simanjuntak S.H selaku divisi hukum dan HAM yang juga berprofesi sebagai advokat, langsung angkat bicara dan sempat meredam kejadian tak senonoh itu, tujuannya agar aksi itu tidak sempat menelan korban lainnya.
Namun tetap kerusuhan tidak terelakkan, Selang beberapa menit kemudian massa aksi bergeser langsung ke depan kantor bupati melanjutkan aksi unjuk rasa agar bupati mengetahui kejadian hal tersebut dan supaya menjadi bahan pertimbangan terhadap wajah demokrasi Tapanuli Selatan.
Menurut bung zoirun ansori simanjuntak.S.H mengungkapkan bahwa kami tidak mau citra demokrasi kabupaten tapanuli selatan dinilai cacat akibat dari ulah segelintir oknum" Yang tidak bertanggung jawab, nama baik (citra) demokrasi tapsel harus segera dibersihkan! (dds)
0 Komentar